Informasi Pemilu 2024 Legislatif DPRRI

Peran Pemilih Pemula Dalam Pemilu 2024

Temanandika.com – Temukan Peran Pemilih Pemula Dalam Pemilu 2024.

Pemilih pemula, yang melibatkan pelajar, mahasiswa, dan individu berusia 17 hingga 21 tahun, telah menjadi segmen pemilih yang unik dan menjanjikan, seringkali memberikan kejutan yang menarik secara kuantitatif.

Keunikannya terletak pada perilaku yang ditandai dengan antusiasme tinggi, rasionalitas yang relatif tinggi, kehausan akan perubahan, dan sedikitnya kadar polusi pragmatisme.

Kesadaran politik menjadi kunci dalam menentukan partisipasi dalam pemilu, sementara pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajiban terkait dengan lingkungan memainkan peran penting sebagai ukuran keterlibatan.

Namun, yang membedakan pemilih pemula dari kelompok lainnya adalah kurangnya pengalaman politik dalam menghadapi pemilu, membuat mereka cenderung gamang, tidak stabil, atau mudah berubah-ubah sesuai dengan informasi atau preferensi yang mereka terima.

Meskipun memiliki antusiasme tinggi, pemilih pemula sebenarnya berada dalam posisi menarik sebagai “swing voters.” Keputusan politik mereka belum dipengaruhi oleh motivasi ideologis tertentu, lebih didorong oleh dinamika politik lokal.

Pemilih pemula dalam pemilu 2024 dapat dengan mudah dipengaruhi oleh orang terdekat, mulai dari anggota keluarga hingga teman, serta oleh media massa seperti televisi, spanduk, brosur, dan poster.

Survei menunjukkan bahwa generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih terbesar dalam Pemilu 2024. Pemilih muda, dengan rentang usia 17-37 tahun, diperkirakan akan meningkat pada Pemilu Serentak 2024.

Pada Pemilu Serentak 2019, data dari KPU RI mencatat bahwa 35-40 persen pemilih muda, sekitar 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih, memiliki pengaruh besar terhadap partisipasi pemilu.

Memahami karakteristik pemilih pemula dan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk menjangkau mereka menjadi keuntungan, terutama dalam era media digital seperti media sosial.

Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, dan platform lainnya menjadi senjata ampuh untuk menarik perhatian pemilih pemula. Oleh karena itu, strategi sosialisasi melalui media sosial menjadi jembatan penghubung yang efektif.

Meskipun pemilih pemula cenderung kurang peduli dan labil terhadap dunia politik, upaya pendidikan pemilih dan sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan peran aktif mereka dalam menggunakan hak pilih.

Pemilu dan pemilihan bukan hanya sarana penentuan pemimpin atau wakil rakyat, tetapi juga bentuk nyata dari kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, sesuai dengan prinsip Pancasila dan UUD 1945 Republik Indonesia.

Baca Juga : 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
× Saran & Masukkan